Made in Asia

Tanpa saya sadari, ternyata saya pecandu dan pecinta barang-barang buatan Asia, terutama soal Gadget. Beberapa barang-barang yang saya miliki adalah brand Asia, mulai dari laptop, handphone, kamera, hingga jam tangan. Jujur saya memang bukan pecinta barang-barang Eropa maupun Amerika, selain karena harganya lebih murah, kualitas made in Asia juga tidak kalah. Sehingga saya tetap bangga memakai buatan Asia, bahkan beberapa gadget saya boleh di bilang kualitasnya di atas gadget buatan Eropa dan Amerika.

Laptop

Saya bertahun-tahun mengimpikan untuk memiliki lappy dengan brand ini. Brand yang pertama kali saya kenal saat dulu kuliah di UGM. Saat itu salah satu dosen Teknik Fisika yang sekaligus pejabat kampus mengajar dengan menenteng lappy kecil mungil dan terlihat canggih itu. Usut punya usut ternyata mereknya Fujitsu. Merek yang sangat-sangat asing di telinga. Maklum waktu itu laptop juga masih jarang yang punya, klopun ada yang punya bisanya bermerek Acer, HP Compaq, atau HP aja, namanya juga mahasiswa hehehe. Karena baru denger merek itu, sayapun jadi makin penasaran. Akhirnya tanya-tanya mbah Google, dan mbah Yahoo. Dapat deh jawabannya kalau Fujitsu itu salah satu brand lappy premium sekelas Sonny Vaio, IBM, dan Apple Mac. Fujitsu ini made in Japan, dan salah satu perusahaan IT terkemuka di dunia saat ini.

Saya makin ngiler dengan Fujitsu tatkala kuliah di Bangkok. Lappy kawan sekelas saya mereknya itu, dan dia menunjukkan ke saya seberapa kehebatan Fujitsu dibandingin merek lain (disamping harganya yang “hebat” hehehe). Pertama, kualitas hardware Fujitsu yang terkenal bandel dan high quality. Sedikit bukti, saat kawan saya lagi mencoba jaringan wireless di kelas, dia waktu itu bisa dapat 5 sinyal WIFI, sedangkan lappy merek lain cuman 1, itupun sinyalnya serasa hidup segan mati tak mau :D. Kedua, fasilitas servicenya yang oke banget. Tiap kawan saya punya masalah dikit dengan software, dengan senang hati orang dari Fujitsu akan datang membantu dia.

Kengileran saya terhadap Fujitsu makin menjadi-jadi saat ternyata kawan lab saya yang baru datang waktu itu juga lappynya Fujitsu. Usianya boleh dibilang sudah udzur untuk ukuran lappy hehehe, soalnya sudah 3 tahun lebih katanya. Biarpun udzur ternyata harga Fujitsu ini memang gak pernah bohong untuk menunjukkan kualitasnya. Lappy dia masih joss untuk mengerjakan software-software berat, macam photoshop dan game-game. Bahkan meski OSnya diganti pakai Vista tetap kenceng larinya. Sayapun berambisi untuk bisa memiliki lappy merek ini. Hingga suatu ketika  di awal tahun 2010 ini setelah saya bekerja, berhasil mewujudkan impian itu. Fujitsu seri P warna hitam dengan layar 11 inchi berhasil saya bawa pulang ke kamar dan menemani hari-hari kerja saya.

Lappy Fujitsu yang memikat hati saya 😀

Handphone

Saya tipikal orang yang tidak suka ganti-ganti handphone. Bukan karena tidak modis, namun karena keterbatasan finansial semata :D. Prinsip saya adalah saya tidak akan berganti HP sebelum milik saya yang sekarang rusak. Semua pergantian HP yang saya miliki memang dikarenakan HP yang lama sudah rusak terlebih dahulu. HP pertama saya bermerek Sonny Ericsson, perusahaan hasil kerjasama antara Sonny Jepang dengan Ericsson Swedia, kemudian setelah rusak saya ganti dengan Motorola dari Amerika Serikat. Jujur HP saya yang gak paling asyik ya Motorola ini, cepat ngedrop dan error OSnya.

Tak lama kemudian saya beralih kembali ke Sonny Ericsson seri P800. HP ini selain canggih (tahun 2004 sudah pakai touch screen!) juga awet baterainya. Hingga suatu saat di tahun 2009 tiba-tiba tanpa jatuh dan tertindih apapun, HP saya ini hilang sinyalnya. Terpaksa deh saya mau tidak mau demi kelancaran komunikasi mesti beli HP yang baru, pilihan saya jatuh pada Samsung Candy edisi pertama, klo di Indonesia disebut Samsung Corby. Corby ini harganya murah, namun menawarkan layar touch screen yang sensitif dan juga dilengkapi user interface yang menarik. Samsung adalah produsen barang-barang elektronik asal Korea Selatan. Saya masih memegang HP ini sampe sekarang.

Samsung Corby yang murah meriah

Kamera

Acap kali orang kuliah di luar negeri (dengan beasiswa) yang dicari gak cuman hanya ilmu dan degree saja, tapi juga fasilitas jalan-jalan gratisnya. Yang namanya orang jalan-jalan tentu memerlukan kamera untuk mengambil gambar tempat-tempat wisata yang berkesan sebagai kenang-kenangan. Hampir dipastikan semua mahasiswa yang kuliah di luar negeri punya kamera. Entah kamera digital pocket atau DSLR (digital single-lens reflex camera). Mulai dari harga 1 jutaan rupiah ke bawah hingga ada yang mencapai 10 jutaan ke atas untuk kelas DSLR.

Saya merupakan mahasiswa yang juga gak mau ketinggalan kenang-kenangan. Terinspirasi dari teman-teman mahasiswa yang sering menenteng-nenteng dan menjepret-jepret object dengan kamera gede (DSLR-red) dan dengan hasil yang menawan, baru-baru ini saya ikut tertarik untuk beli kamera gede itu juga. Setelah mengumpulan uang gajian sekian bulan, akhirnya hasrat untuk bermain-main dengan photography tercapai juga. Kamera DSLR entry level merek Nikon seri D3000, berhasil saya bawa pulang. Hasil jepretannya memang luar biasa bagus dibanding hasil jepretan dengan kamera pocket. Nikon adalah salah satu merek kamera yang sangat terkenal, disamping merek lain seperti Sonny, Canon, Pentax, dan Lumix. Nikon ini perusahaan Jepang, namun kamera yang saya pegang adalah Nikon made in Thailand :D.

Nikon D3000, DSLR entry level

Jam Tangan

Sebenarnya jam tangan yang saya pakai hingga sekarang ini adalah salah satu harta yang paling tak ternilai buat saya. Jam tangan ini warisan bapakku, dibeli dengan uang gajian pertama beliau ketika menjadi PNS. Oleh karenanya, jam ini telah berumur 20 tahun lebih. Merek jam ini adalah Citizen, made in Japan. Citizen adalah salah satu merek jam terkenal, tapi bukan se-premium Rolex. Di website Citizen sendiri saya sudah tak bisa menemukan seri ini. Namun di beberapa toko jam baik di Bangkok maupun di Jogja, Citizen yang saya miliki ini masih dipajang di etalase mereka. Karena modelnya sudah usang, tentu tidak semodis jam tangan sekarang.  Jam tangan ini berlapis stainless steel, baik pada body utama jam maupun pada sabuknya. Meski usang dan hendak berencana membeli jam tangan yang baru, tapi bagi saya jam tangan ini akan tetap sangat berarti dan akan tetap saya pakai.

Jam tangan Citizen warisan bapak 😀

Secara overall, saya menyimpulkan bahwa made in Asian tidak kalah dengan made in Eropa atau Amerika. Baik secara teknologi, maupun disisi harga dan prestige. Menenteng laptop Fujitsu bahkan lebih keren dari pada Dell maupun HP buatan Amerika. Bahkan produsen-produsen kamera digital elit, semua berasal dari Jepang. Oleh karenanya kita sebagai bangsa Asia boleh berbangga hati, bahwa kita ternyata tidak kalah dengan bangsa Eropa dan Amerika. Namun sayangnya, kemajuan bangsa Asia masih belum merata, di satu sisi Jepang, Korea, China dan Taiwan telah mampu bergerak dan bahkan menjadi pemimpin industri elektronik di dunia, namun di sisi lain bangsa seperti Indonesia masih jauh tertinggal. Mari kita belajar dari “saudara tua” kita untuk turut serta maju.

7 Responses to Made in Asia

  1. ina berkata:

    lah produk Indonesian’e mana ry :p

  2. Ery Wijaya berkata:

    Oh iya, ada aku punya Axio di rumah, made in Indonesia kan Axio itu hehehe….tapi sayang performancenya kurang bagus 😀

  3. omiyan berkata:

    SAYA NUNGGU HP MEREK NUKIEU

    heheheh

  4. Risty berkata:

    Pecinta produk asia ya mas? Kalau saya masih suka pakai produk eropa. Entah ya… mungkin karena sudah umum aja. Btw, produk indonesia tetp nomor satu (tapi terbatas pada pangan dan sandangnya saja) wkwkwkwk
    Makasih mas udah berkunjung ke blog saya, salam kenal ya…

  5. erywijaya berkata:

    @Risti: Iya saya pecinta produk Asia, bangga makainya, apalagi setelah saya tahu bahwa sekarang produk-produk elektronik Asia merajai dunia 🙂

  6. nadiafriza berkata:

    yaa kalo produk Asia nya berarti dari Jepang sih oke2 banget mas. ga mungkin dari Cina kan? hehe

    btw salam kenal yaa

  7. erywijaya berkata:

    Nadia, itu kan made in Jepang, Korea dan Thailand. Made in China juga ada yg bagus dan terkenal, contohnya Lenovo dan Huawei 🙂

Tinggalkan komentar